“Rudat” adalah tari kelompok lelaki yang khas dalam budaya Islam. Dalam kesenian rudat, 10 sampai 20 orang lelaki menari diiringi “rebana” (alat musik sejenis frame drum yang juga disebut kendang atau tar) dan “jidur” (rebana besar atau drum bas yang ditabuh dengan tongkat pemukul) sambil melantunkan syair berbahasa Arab atau Indonesia. Kadang kala terdapat juga acara rudat yang menghadirkan 40 orang penari, seperti di kampung Gelgel, di Kabupaten Klungkung, di Pulau Bali bagian tengah. Kesenian ini dipersembahkan pada Hari Raya Maulid yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau pada kesempatan hajatan perkawinan dan acara pemerintah kabupaten.
Gerakan tari rudat itu sendiri berdasarkan pada gerak tubuh dalam bela diri tradisional di wilayah Malaysia-Indonesia, yaitu pencak silat, dan dilakukan dalam bentuk berbaris dan berjalan bersama seperti pasukan tentara sambil mengikuti irama rebana. Kostumnya pun terkesan sebagai seragam tentara gaya Barat, seperti celana dan baju berlengan panjang serta sarung tangan. Kesenian rudat masih terdapat di wilayah yang relatif luas, seperti di Kampung Sarenjawa, Kecicang, dan Sindu di Kabupaten Karangasem, di Pulau Bali bagian timur, Kampung Gelgel di Kabupaten Klungkung, di Pulau Bali bagian tengah, Kampung Kepaon di Kota Denpasar bagian selatan dan Kampung Pegayaman di Kabupaten Buleleng bagian utara. Selain di Pulau Bali, kesenian rudat biasanya juga ditampilkan di Pulau Lombok dan Jawa.
Andre
Website yang bagus, saya tunggu perkembangannya.
Reply
Dhea
Berita yang disampaikan sangat lengkap.
Reply
Egi
Menarik untuk dibaca
Reply